tag:blogger.com,1999:blog-88849569990080026332024-02-08T03:36:55.804-08:00MixtosiaMix To AsiaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04532075176348384857noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-8884956999008002633.post-3446742011480453762014-10-29T10:18:00.000-07:002014-10-29T10:18:00.046-07:00Kendala Wisata Bahari di Indonesia?<div style="text-align: justify;">
Pada umumnya wisata bahari di Indonesia merupakan segmen pasar global sangat besar. Dari 9 juta wisman yang datang ke Indonesia, 70 persennya memiliki tujuan ke laut. Namun, tidak demikian bagi wisatawan nusantara (wisnus), persentase yang datang berlibur untuk benar-benar melakukan olahraga dan wisata bahari masih tergolong kecil.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2014/07/02/1733151banyuwangii1780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2014/07/02/1733151banyuwangii1780x390.jpg" height="200" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pantai Pulau Merah di Banyuwangi, Jawa Timur, salah satu potensi wisata bahari Indonesia</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar ada beberapa kendala bagi wisata bahari di Indonesia. Yang pertama adalah olahraga bahari yang tidak populer di kalangan wisnus. “Dari sport yang ada yang terkenal sekarang hanya diving dan ini juga belum digemari oleh orang Indonesia. Kebanyakan yang menggemari adalah orang asing,” ujarnya di Jakarta, Senin (29/9/2014).</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, lanjut Sapta, belum ada kejelasan terhadap kepemilikan pulau-pulau kecil yang tersebar banyak di Indonesia yang padahal bisa berpotensi sebagai tempat wisata bahari. Tiap pulau memiliki estetika laut yang dapat diukur menurut keindahan, air dan coastalnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sapta dengan percaya diri mengatakan bahwa pulau-pulau di Indonesia memiliki keindahan bahkan melebihi Maladewa. "Sayangnya belum ada yang memperdayakan pulau-pulau kecil ini untuk tempat pariwisata yang dapat menjadi sumber pemasukan negara," katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketiga, sambung Sapta, adalah Indonesia tidak memiliki pelabuhan untuk cruise dan yacht. “Tidak ada marina berstandar nasional di Indonesia. Dari 17 ribu pulau tidak ada yang memiliki fasilitas ini,” tandasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang terakhir adalah fasilitas pariwisata terintegrasi yang belum tersedia di Indonesia, terutama di bidang bahari. Sapta memberi contoh The Great Barrier Reef Marine Park di Australia sebagai fasilitas terintegrasi bahari yang seharusnya menjadi panutan Indonesia agar dapat membuat fasilitas ini sehingga wisata bahari di Indonesia dapat didongkrak dan menjadi satu bidang pariwisata yang tidak dianggap remeh di kemudian hari.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04532075176348384857noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8884956999008002633.post-28604592902546167632014-10-28T10:15:00.000-07:002014-10-28T10:15:00.126-07:00Seorang Pengusaha Berdayakan Tunawisma Untuk Jadi Pemandu Wisata<div style="text-align: justify;">
Masalah kemiskinan tidak hanya dialami oleh Indonesia. Ketimpangan ekonomi juga terjadi di berbagai negara, termasuk di Spanyol.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tepatnya di Barcelona, jumlah tunawisma saat ini mencapai sekitar 3.000 orang dari populasi berjumlah 1,6 juta penduduk. Namun, alih-alih sekadar menggerutu, penduduk Spanyol memiliki konsep menarik untuk mendayagunakan potensi yang dimiliki para tunawisma tersebut.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti dikutip dalam Fastcompany.com, seorang ekspatriat asal Inggris di Barcelona, Lisa Grace, membangun usaha bernama Hidden City Tours. Berbeda dari usaha tur wisata lainnya, Grace menggandeng para tunawisma yang sudah mengenal Barcelona hingga sudut-sudut tergelapnya. Grace kini mempekerjakan lima tunawisma di perusahaan kecilnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Pemandu wisata kami memiliki lebih banyak pengalaman hidup, empati, dan menurut saya mereka memiliki indera keenam dari pengalaman bertahun-tahun hidup di jalan," ujar Grace pada Fastcompany.com, Sabtu (18/10/2014).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hidden City Tours didirikan para 2013. Selain mempekerjakan para tunawisma, tur ini juga menawarkan hal berbeda. Setiap kelompok tur hanya berisi kelompok kecil atau empat orang. Dengan jumlah minim, tidak ada anggota grup yang akan hilang di tengah jalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Usaha rintisan Grace dianggap sebagai usaha amal bagi sebagian orang. Grace tidak menampik pandangan tersebut. Dia hanya menyatakan bahwa usaha yang dia jalankan benar-benar serius dan berorientasi pada keuntungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Badan amal adalah badan yang menerima donasi dan hibah. Kami adalah perusahaan yang menawarkan jasa, jasa berkualitas. Kami tidak menerima pembiayaan atau donasi. Sebuah perusahaan sosial harus ekonomis. Jika tidak, (usaha) ini hanya akan menyebabkan lebih banyak masalah bagi masyarakat," tuturnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara Grace melihat potensi di antara kemiskinan Barcelona sebenarnya sederhana. Pertama-tama, dia bekerja sama dengan badan amal setempat untuk mendapatkan referensi para tunawisma yang cakap bekerja. Kemudian, dia terus memperluas koneksinya untuk mendapatkan "bibit" baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak asal merekrut, Grace juga memastikan bahwa tunawisma yang dia ajak kerjasama harus bebas dari penyalahgunaan obat terlarang, alkohol, dan harus bisa berbahasa asing. Tunawisma yang dipekerjakan Grace setidaknya harus menguasai bahasa Prancis, Inggris, atau Jerman. Mereka juga sebaiknya merupakan penutur asli bahasa Spanyol dan Katalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap pemandu wisata akan mendapatkan 50 persen dari biaya tur. Mereka diperbolehkan membawa pulang 100 persen dari tip yang mereka terima. Hal ini bisa membuat para tuna wisma mandiri secara finansial. Karena itu, tutur Grace, bukan uang yang terpenting dalam usahanya, namun efek sosial bagi tuna wisma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Bersama dengan orang-orang dan bertemu orang baru dalam tur merupakan hal baik bagi para pemandu wisata. Bicara mengenai pengalaman mereka hidup di jalan juga semacam terapi," ujarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menariknya, para mantan tunawisma ini terus berkembang. Tidak hanya puas bekerja untuk Grace, mereka yang sudah mengumpulkan banyak pengalaman kemudian berencana untuk meninggalkan Spanyol dan bekerja di negara lain. Spanyol, dengan kondisi perekonomiannya yang tengah goyah, tidak lagi menarik bagi mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Jika kami masih memiliki pemandu wisata yang sama tiga tahun dari sekarang, maka kami melakukan sesuatu yang salah. Dalam kasus ini, pergantian pekerja merupakan hal yang baik," tukas Grace.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04532075176348384857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8884956999008002633.post-70146352388114286122014-10-27T10:12:00.000-07:002014-10-27T10:12:00.762-07:00Rekomendasi Wisata Populer di Kuningan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2014/05/28/1044360ikan-dewa1780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2014/05/28/1044360ikan-dewa1780x390.jpg" height="200" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ikan Dewa di obyek wisata Cigugur, Kuningan, Jawa Barat.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Jalan-jalan ke Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, seakan kurang lengkap
apabila tidak menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa wisata
populer yang ramai disambangi oleh setiap wisatawan yang datang ke sini.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1. Gedung Perundingan Linggarjati</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bangunan
bersejarah di Indonesia yang berlokasi di Desa Linggajati, Kecamatan
Cilimus, Kabupaten Kuningan. Di mana letak gedung ini tepat di kaki
Gunung Ciremai bagian tenggara, ke arah Utara dari kota kuningan atau
kearah selatan dari kota Cirebon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada zaman pendudukan Jepang,
gedung ini direbut dan dijadikan Hokai Ryokai pada 1942. Lalu pada 1945
pejuang kita berhasil merebutnya dan dijadikan sebagai markas BKR dan
diubah namanya menjadi Hotel Merdeka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada 1985, sang anak
pemilik rumah yaitu Dr Willem Van Os dan Joty Kulve-Van Os berhasil
memperjuangkannya untuk dikukuhkan sebagai cagar budaya dan memiliki
nama Gedung Perundingan Linggarjati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di antara isi pokok perjanjian Linggarjati yakni, Belanda mengakui
secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang
meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Republik Indonesia dan Belanda akan
bekerja sama dalam membentuk negara Indonesia Serikat, yang salah satu
negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Dan Republik Indonesia
Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu
Belanda selaku ketuanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>2. Sangkanhurip Alami</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Daya
tarik Sangkanhurip Alami yakni pada pemandian air panas beryodium yang
menyehatkan dan menyegarkan. Para pengunjung dapat berendam dalam air
hangat diruangan khusus atau di kolam terbuka. Selain pemandian air
hangatnya, di sini anak-anak juga dapat berenang dan berseluncur di
kolam yang dilengkapi luncuran naga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena letaknya yang
strategis pada kawasan wisata di Kabupaten Kuningan, wisatawan tak perlu
repot-repot untuk mencari hotel ataupun kios-kios makanan. Karena
hotel-hotel mulai dari harga menengah hingga kalangan atas pun berjajar
dekat di daerah desa Sangkanhurip ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>3. Ikan Dewa dan Sumur 7 Cibulan</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kolam
ikan Dewa dan Sumur Tujuh Cibulan dapat dikunjungi di Desa Manis Kidul,
Kecamatan Jalaksana. Obyek wisata yang menyajikan suasana alam berpadu
dengan keunikan Ikan Dewa dan Sumur Tujuh-nya. Cibulan memiliki kekhasan
pada kolam ikannya yang dihuni oleh Kanra Bodas <em>(Labeobarbus doumensis)</em> atau akrab disebut Ikan Dewa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konon ikan-ikan ini dibawa oleh murid Walisongo saat datang ke Cibulan.
Para murid pun meninggalkan 7 Sumur yang mereka gunakan untuk berwudhu
pada saat itu. Posisi tujuh sumur itu mengelilingi petilasan yang
diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai bekas bersemedi Prabu
Siliwangi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>4. Air Terjun Putri</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, jika
ingin berkunjung ke Taman Nasional Gunung Ciremai bukan untuk mendaki
gunung, Anda bisa menikmati wisata alam di Palutungan. Menikmati
segarnya air terjun Putri yang terdapat dikawasan ini merupakan hal yang
menarik untuk dicoba. Bersama keluarga, teman ataupun kerabat dekat
berenang bermain sejuknya air nan jernih alami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan waktu tempuh hanya 10 menit dari pintu masuk Palutungan, melewati
beberapa anak tangga menurun Anda pun tak lama akan tiba. Jika Anda
ingin berenang disekitar air terjun besarnya, Anda bisa menyeberang
sungai kecil dan menanjak sedikit untuk menikmati sejuknya air yang
turun langsung dari ketinggian hampir 12 meter. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>5. Taman Purbakala Cipari</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain
spot wisata menarik, Kuningan juga menyimpan sebuah cerita dari zaman
purbakala. Lintasan kehidupan manusia prasejarah di zaman megalitikum
bisa kita kunjungi sebagai tempat wisata menarik serta bahan edukasi
yang mendidik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Taman bercorak megalitikum yang terletak di
Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, merupakan salah satu tempat
ditemukannya peninggalan kebudayaan prasejarah di Kabupaten Kuningan.
Dengan luas 6.364 meter persegi, ditemukan tiga peti kubur batu yang di
dalamnya terdapat bekal kubur berupa kapak batu, gelang batu, dan
gerabah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sini juga kita bisa melihat tanah lapang berbentuk lingkaran dengan
diameter enam meter dengan dibatasi susunan batu sirap. Batu Temu
Gelang, dimana dahulu dipercaya sebagai lokasi upacara dalam hubungan
dengan arwah nenek moyang serta berfungsi sebagai tempat musyawarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>6. Kuliner Lezat Ala Kuningan</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan
hanya tempat wisatanya saja yang asik untuk dikunjungi saat berlibur di
Kuningan, tetapi kurang lengkap apabila tidak bergoyang lidah menikmati
lezatnya kuliner di Kuningan yang patut direkomendasikan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Nasi Kasreng.</strong>
Keunikan, cita rasa dan atmosfer saat menyantap hidangan sangat beragam
dan menggoda. Seperti salah satu makanan khas Kabupaten Kuningan yakni
Nasi Kasreng, terletak di Jalan Raya Luragung, Cibingbin. Makanan
sederhana ala petani yang mulai disuguhkan kepada masyarakat luar ini
kian poluler di Kuningan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Warung-warung yang berjajar di wilayah
Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan menjajakan panganan sederhana
yang sudah mengalami perubahan pelengkap suguhan tanpa menghilangkan
khasnya menjadi salah satu makanan primadona. Atmosfer alam persawahan,
udara nan sejuk berpadu dengan nikmatnya cita rasa makanan bermacam
macam lauk pauk, diantaranya goreng ikan paray, pepes ikan, sambel,
lalapan, gorengan, rebon dan lainnya akan membawa kenikmatan yang
menggoda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Tapai Ketan Kuningan.</strong> Meskipun namanya
lebih dikenal tapai ketan kuningan, namun tapai ketan sendiri sudah
menjadi makanan tradisional di sejumlah daerah tetangganya. Seperti
Cirebon, Indramayu, maupun Majalengka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapai ketan ini memang
lebih dikenal sebagai oleh-oleh khas dari Kuningan, terutama bagi para
wisatawan yang berlibur ke Kuningan bisa main dan membeli oleh
produsennya langsung di Jalan Raya Cigugur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terbuat dari beras
ketan putih yang dimasak dan dibungkus dengan daun serta ditaburi ragi
sehingga menjadi sebuah tapai ketan yang lezat dan legit dengan dibuat
melalui proses fermentasi atau peragian. Jika di daerah lain tapa ketan
kuningan tampil dalam kemasan daun jambu air.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu tapai ketan Kuningan menggunakan bahan tambahan yang alami,
yakni daun katuk. Daun katuk membuat tapai ketan tampil dengan warna
hijau muda dan tak gampang berair. Sementara daun jambu air selain
berfungsi sebagai pembungkus juga sebagai pencipta aroma alami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Hucap</strong>.
Tahu Kecap atau lebih dikenal dengan sebutan Hucap yang bisa didapatkan
di warung Mak Iroh, Jalan Dewi Sartika. makanan tradisional khas
Kuningan ini mungkin semacam Ketoprak atau Kupat Tahu. Namun sedikit
berbeda dalam hal rasa dan penyajiannya. Makanan ini terbuat dari bahan
dasar seperti tahu goreng, bumbu kecap, kuah kacang dan kupat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa
yang sedikit lebih manis berasal dari kecapnya, tercampur bumbu kacang
yang kental dengan potongan kupat dan ada yang dikombinasikan dengan
tauge menjadi makanan murah tetapi kaya rasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Sop Buntut Bakar</strong>.
Di Saung Lesehan Kuningan, Jalan Raya Kuningan – Cirebon, Desa Manis
Kidul, Kecamatan Jalaksana ini menjadi satu rekomendasi makanan favorit
di Kuningan. Sop Buntut Bakar yang berasa gurih berpadu dengan manis
disiram dengan kuah kaldu sungguh nikmat rasanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atmosfer saung-saung terbuat dari bambu yang berdiri di atas kolam-kolam
ikan diwarnai dengan pepohonan rindang nan hijau yang membawa kesejukan
saat santap makan, menjadi lebih nikmat terasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Tahu Kopeci.</strong>
Tahu Kopeci atau Tahu Lumping ini biasa dapat ditemukan di Jalan
Veteran Jagabaya. Di sepanjang jalan ini kedai-kedai kecil menjajakan
Tahu Kopeci di sisi jalan yang sangat ramai apabila minggu akhir tiba. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tampak
luar memang Tahu Kopeci seperti layaknya tahu biasa. Namun ketika
digigit, tahu ini bisa terasa kekhasannya. Gurihnya rasa tahu dan berisi
padat tidak seperti tahu pong, menjadi salah satu kekhasan dari Tahu
Kopeci ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Rekomendasi Hotel di Kuningan</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Hotel Grage Sangkan Hotel & Spa, di Jalan Raya Sangkanhurip No. 1</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Prima Hotel Sangkanhurip, di Jalan Raya Panawuan No. 121 </div>
<div style="text-align: justify;">
3. Tirta Sanita Spa & Resort, di Jalan Raya Panawuan No. 98 </div>
<div style="text-align: justify;">
4. Hotel Ayong, Jalan Linggarjati Indah No. 4 Linggasana, Cilimus</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Grand Purnama, Jalan Siliwangi No. 91 Kuningan.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04532075176348384857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8884956999008002633.post-30672187828618776942014-10-26T10:10:00.000-07:002014-10-26T10:10:00.480-07:00Banyak Desa Wisata Belum Dikelola Baik<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/04/1645009desa-wisataa780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/04/1645009desa-wisataa780x390.jpg" height="200" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Wisatawan asing mencoba bertani tradisional</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sebagian besar desa wisata di Jawa Tengah belum inovatif dalam mengemas
dan memasarkan potensi pariwisata. Dari sekitar 50 desa wisata, hanya 15
desa yang dikelola dengan baik.<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kepala Bidang Pengembangan
Destinasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah Toto
Riyanto, Sabtu (11/10/2014) malam, di sela-sela pelaksanaan Festival
Desa Wisata di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, mengatakan, kegiatan
festival desa wisata seharusnya dimanfaatkan untuk menjalin kerja sama
antardesa dalam membangun wisata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Setiap desa wisata harus punya
keunikan tersendiri supaya potensinya lebih cepat dijual dan menarik.
Keunikan bisa dari budaya, alam, dan sumber daya manusianya,” ujarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Direktur
Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Pengembangan
Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Oneng
Setya Harini mengungkapkan, potensi desa wisata di Jateng sebenarnya
sangat menakjubkan. Dia juga berharap desa-desa wisata menonjolkan seni
tradisi dan kearifan lokal yang dimiliki agar lebih menarik minat
wisatawan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam festival bertema ”Desaku Harapanku, Keunikan
Desaku adalah Sumber Inspirasiku” tersebut, sebanyak 25 desa wisata
menunjukkan potensi dan kreativitas mereka. Itu ditunjukkan dalam
kegiatan meliputi lomba yel-yel, apresiasi seni, pameran, sarasehan,
lomba paparan potensi desa wisata, dan penampilan promo film pendek
potensi desa wisata.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ajang tersebut diharapkan memacu semangat penggiat desa wisata belajar dari kesuksesan desa lain. Seperti Desa Dieng Kulon, misalnya, yang sudah lima tahun terakhir berhasil menggelar Dieng Culture Festival (DCF) dan mampu mengundang ratusan ribu wisatawan dari dalam dan luar negeri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam festival, Desa Dieng Kulon menampilkan potensi tradisi potong rambut gimbal, wisata alam dan budaya berupa museum, candi, dan pegunungan, kerajinan, serta tari kreasi untuk menyambut wisatawan lokal dan mancanegara.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04532075176348384857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8884956999008002633.post-14280939803631984412014-10-25T10:08:00.000-07:002014-10-25T10:08:00.348-07:00Aceh Tuan Rumah Pasar Wisata Indonesia 2014<div style="text-align: justify;">
Pasar Wisata Indonesia atau Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME)
kembali digelar. Tahun ini, TIME digelar di Banda Aceh, Nanggroe Aceh
Darussalam pada 23-26 Oktober 2014. Dalam ajang ini, para industri
pariwisata Indonesia selaku sellers akan dipertemukan industri
pariwisata mancanegara selaku buyers.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/16/1822354-wak--penari-saman-780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/12/16/1822354-wak--penari-saman-780x390.jpg" height="200" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tari saman, daya tarik wisata di Aceh</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
TIME 2014 sendiri menandai
acara ini sudah memasuki kali ke-20. Menurut Dirjen Pemasaran Pariwisata
Kemenparekraf, Esty Reko Astuti, dengan dipilihnya Aceh, menunjukkan
komitmen penyelenggaraan tidak hanya di Pulau Jawa saja. Sebagai
gambaran, tahun lalu diselenggarakan di Padang, Sumatera Barat.
Sementara di 2012 tuan rumahnya adalah Bandar Lampung.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ini agar
lebih sinergi untuk membangun kawasan barat Indonesia, tidak hanya
sentral di Pulau Jawa, tapi juga sampai ke Aceh," ungkap Esty dalam
jumpa pers di Jakarta, Rabu (15/10/2014).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, Kepala
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Nanggroe Aceh Darussalam Reza Pahlevi
menuturkan, acara TIME dipandang akan mampu mempromosikan Aceh. "Ini
menjadi langkah awal untuk memajukan sektor pariwisata dan lainnya di
Aceh, terutama untuk investasi," tuturnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza menambahkan pasca
tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004, pariwisata Aceh mengalami
kemajuan. Tingkat kunjungan wisatawan meningkat rata-rata 10 persen per
tahun. "Kunjungan wisman mencapai 42 ribu, itu tahun 2013," tutur Reza.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, industri pariwisata Aceh pun tumbuh. Walau ia mengakui
kendala terbatasnya akomodasi. Sehingga pihaknya berharap semakin banyak
investasi di bidang perhotelan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, Chairperson
TIME 2014 Meity Robot menuturkan Aceh mendunia karena bencana tsunami.
Oleh karena itu, Meity percaya semakin banyak orang yang ingin
berkunjung untuk melihat kemajuan Aceh pascatsunami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, salah
satu kendala TIME kali ini adalah masalah akses konektivitas
penerbangan. Sebagai contoh, peserta dari Sumatera Selatan harus ke
Jakarta dulu untuk terbang ke Aceh. Sebab, tidak ada penerbangan
langsung antara dua provinsi ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
TIME 2014 akan diikuti 66
buyer dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada,
Bulgaria, India, Inggris, Malaysia, dan negara lainnya termasuk juga
dari Indonesia. Sementara seller berasal dari Bali, Banten, Bangka
Belitung, Bengkulu, Jakarta, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Lampung, Aceh,
Nusa Tenggara Barat, Papua, Sumatera Selatan, Sumater Utara, dan
Sulawesi Tenggara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu hal yang menarik adalah, tahun ini,
Aceh selaku tuan rumah, akan berpartisipasi dengan keikutsertaan 22
seller. Angka yang tergolong besar jika dibanding tuan rumah dari
tahun-tahun sebelumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun 2013, transaksi yang terjadi mencapai 25,4 juta dollar AS. Tahun
ini, pihak penyelenggara menargetkan terjadinya kenaikan sebesar 10
persen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, jumlah peserta tahun ini menurun dibanding
tahun lalu. Di 2013, terdapat 83 buyer dari 27 negara dan 81 seller.
Penyebabnya adalah konektivitas penerbangan langsung ke Aceh yang
terbatas. </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04532075176348384857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8884956999008002633.post-69614499821162141222014-10-24T10:06:00.000-07:002014-10-24T10:06:00.739-07:00Koperasi Diarahkan Kelola Kapal Wisata<div style="text-align: justify;">
Koperasi diarahkan untuk mengelola kapal wisata sebagai salah satu implementasi pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata atau<em> community based tourism</em>.
"Sudah selayaknya peran koperasi ditingkatkan dalam pengembangan
pariwisata di Indonesia," kata Deputi Bidang Produksi Kementerian
Koperasi dan UKM I Wayan Dipta di Jakarta, Rabu (22/10/2014).</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/25/1056415turisss3780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/25/1056415turisss3780x390.jpg" height="200" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kapal Wisata di Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Wayan, koperasi potensial diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemenkop
dan UKM, lanjut Wayan, telah ikut serta dalam pengembangan masyarakat
berbasis pariwisata melalui program pengembangan usaha produktif oleh
koperasi di bidang jasa kapal wisata. "Tujuan dari program ini adalah
mengimplementasikan kebijakan pemerintah untuk memberikan fasilitas dan
bantuan dana yang bersifat stimulan sebagai modal bagi koperasi,"
katanya.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pihaknya berharap program itu akan memacu pertumbuhan
usaha-usaha koperasi khususnya yang bergerak dalam bidang pengelolaan
kapal wisata. "Salah satu penerima bantuan adalah Koperasi Angkutan Laut
Karya Bahari di Desa Gili Indah Pemenang, Lombok Utara, NTB," katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Koperasi yang mengembangkan usaha jasa kapal wisata itu dinilai mampu
memfokuskan usahanya dengan memanfaatkan potensi alam yang ada di
Kabupaten Lombok Utara yakni wisata bahari Gili Indah, Gili Meno, dan
Gili Trawangan melalui usaha kapal wisata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bidang usaha koperasi
itu terdiri beragam mulai dari kapal wisata, simpan pinjam, sewa
kendaraan, wisata bahari, dan angkutan wisata. "Koperasi ini telah
menganalisis rencana usaha yang akan dikelolanya dalm business plan yang
jelas," katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wayan berharap ke depan akan ada lebih banyak
koperasi yang diarahkan untuk mengelola angkutan wisata khususnya kapal
wisata agar pengembangan pariwisata memberikan dampak yang luas bagi
masyarakat anggota koperasi. "Kami akan terus mengembangkan program
ini," tambahnya. </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04532075176348384857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8884956999008002633.post-91896699517387909252014-10-23T10:05:00.004-07:002014-10-23T10:05:52.833-07:00Pemerintah Membentuk Desa Wisata Bambu<div style="text-align: justify;">
Kementerian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Komunitas Bambu
Nusantara membentuk kampung percontohan di Kabupaten Kuningan, Jawa
Barat, untuk dijadikan kampung bambu. Di kampung itu nantinya akan
dikembangkan budidaya bambu, kerajinan bambu, serta ekowisata dan
kesenian yang memanfaatkan bambu sebagai sarana utamanya.</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2014/02/07/1542448bambuu780x390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2014/02/07/1542448bambuu780x390.jpg" height="200" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dusun Bambu, Desa Kertawangi, Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Desa
yang terpilih sebagai desa wisata adalah Desa Cibuntu di Kecamatan
Pasawahan. Peresmian dilakukan secara simbolis di desa itu dengan
penyerahan 1.000 bibit bambu dari komunitas bambu kepada warga desa,
Sabtu (18/10/2014).</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kegiatan itu juga berbarengan dengan acara
adat sedekah bumi yang menjadi kegiatan rutin warga Desa Cibuntu setiap
tahun untuk menyongsong musim tanam dan mengucap syukur kepada Tuhan
Yang Mahakuasa. Lebih dari 900 warga desa berbondong-bondong membawa
makanan dan hasil bumi untuk disantap bersama-sama dalam kegiatan
sedekah bumi tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Warga mengular dalam arak-arakan yang
diikuti semua warga, laki-laki, perempuan, tua, dan muda. Makanan dan
hasil bumi tersebut diangkut dalam wadah bundar terbuat dari bambu yang
disebut tetenong. Wadah dipikul laki-laki yang merupakan perwakilan
setiap keluarga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Ini desa pertama yang ditetapkan sebagai desa
wisata di Kuningan. Ke depan, kami akan mengembangkan desa wisata lain
di Kuningan dengan keunikan masing-masing,” kata Teddy Suminar, Kepala
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuningan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bupati Kuningan Utje
Hamid Suganda menuturkan, pariwisata menjadi sektor terpenting dalam
mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kuningan yang mendeklarasikan
diri sebagai kabupaten konservasi di Jabar.</div>
<h3 style="text-align: justify;">
<strong>Kampung bambu</strong></h3>
<div style="text-align: justify;">
Chaeruddin
Hasim, Asisten Deputi Peningkatan Peran Masyarakat Kementerian
Lingkungan Hidup, yang hadir dalam peresmian itu, menuturkan, konsep
yang sama bisa diterapkan di daerah lain. Cibuntu diharapkan bisa
menjadi contoh pengembangan desa berbasis wisata dan ekologi. Cibuntu
sekaligus didorong menjadi kampung bambu, yakni dengan menjadi tempat
pembibitan dan pengolahan bambu sebagai produk ekonomi kreatif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Tahun
ini setiap kota dan kabupaten ditargetkan memiliki hutan bambu yang
luasannya tidak kurang dari 10 hektar,” ungkap Chaeruddin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam
pengelolaan kampung bambu, Kementerian Lingkungan Hidup menggandeng
Komunitas Bambu Nusantara yang memiliki jaringan hingga ke
daerah-daerah. Komunitas ini sekaligus menjadi penggerak pengembangan
kampung wisata bambu terpadu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ahli bambu dari Universitas Trisakti, Jakarta, Azril Azahari, menuturkan, hampir semua bagian bambu memiliki nilai guna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara
Koordinator Komunitas Bambu Nusantara Cirebon Bambang Sasongko
mengatakan, Cibuntu dipilih sebagai kampung bambu percontohan karena
warganya menjaga kelestarian bambu.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04532075176348384857noreply@blogger.com0