Pasar Wisata Indonesia atau Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME)
kembali digelar. Tahun ini, TIME digelar di Banda Aceh, Nanggroe Aceh
Darussalam pada 23-26 Oktober 2014. Dalam ajang ini, para industri
pariwisata Indonesia selaku sellers akan dipertemukan industri
pariwisata mancanegara selaku buyers.
Tari saman, daya tarik wisata di Aceh |
TIME 2014 sendiri menandai
acara ini sudah memasuki kali ke-20. Menurut Dirjen Pemasaran Pariwisata
Kemenparekraf, Esty Reko Astuti, dengan dipilihnya Aceh, menunjukkan
komitmen penyelenggaraan tidak hanya di Pulau Jawa saja. Sebagai
gambaran, tahun lalu diselenggarakan di Padang, Sumatera Barat.
Sementara di 2012 tuan rumahnya adalah Bandar Lampung.
"Ini agar
lebih sinergi untuk membangun kawasan barat Indonesia, tidak hanya
sentral di Pulau Jawa, tapi juga sampai ke Aceh," ungkap Esty dalam
jumpa pers di Jakarta, Rabu (15/10/2014).
Sementara itu, Kepala
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Nanggroe Aceh Darussalam Reza Pahlevi
menuturkan, acara TIME dipandang akan mampu mempromosikan Aceh. "Ini
menjadi langkah awal untuk memajukan sektor pariwisata dan lainnya di
Aceh, terutama untuk investasi," tuturnya.
Reza menambahkan pasca
tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004, pariwisata Aceh mengalami
kemajuan. Tingkat kunjungan wisatawan meningkat rata-rata 10 persen per
tahun. "Kunjungan wisman mencapai 42 ribu, itu tahun 2013," tutur Reza.
Oleh karena itu, industri pariwisata Aceh pun tumbuh. Walau ia mengakui
kendala terbatasnya akomodasi. Sehingga pihaknya berharap semakin banyak
investasi di bidang perhotelan.
Sementara itu, Chairperson
TIME 2014 Meity Robot menuturkan Aceh mendunia karena bencana tsunami.
Oleh karena itu, Meity percaya semakin banyak orang yang ingin
berkunjung untuk melihat kemajuan Aceh pascatsunami.
Namun, salah
satu kendala TIME kali ini adalah masalah akses konektivitas
penerbangan. Sebagai contoh, peserta dari Sumatera Selatan harus ke
Jakarta dulu untuk terbang ke Aceh. Sebab, tidak ada penerbangan
langsung antara dua provinsi ini.
TIME 2014 akan diikuti 66
buyer dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada,
Bulgaria, India, Inggris, Malaysia, dan negara lainnya termasuk juga
dari Indonesia. Sementara seller berasal dari Bali, Banten, Bangka
Belitung, Bengkulu, Jakarta, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Lampung, Aceh,
Nusa Tenggara Barat, Papua, Sumatera Selatan, Sumater Utara, dan
Sulawesi Tenggara.
Salah satu hal yang menarik adalah, tahun ini,
Aceh selaku tuan rumah, akan berpartisipasi dengan keikutsertaan 22
seller. Angka yang tergolong besar jika dibanding tuan rumah dari
tahun-tahun sebelumnya.
Tahun 2013, transaksi yang terjadi mencapai 25,4 juta dollar AS. Tahun
ini, pihak penyelenggara menargetkan terjadinya kenaikan sebesar 10
persen.
Sementara itu, jumlah peserta tahun ini menurun dibanding
tahun lalu. Di 2013, terdapat 83 buyer dari 27 negara dan 81 seller.
Penyebabnya adalah konektivitas penerbangan langsung ke Aceh yang
terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar