Kementerian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Komunitas Bambu
Nusantara membentuk kampung percontohan di Kabupaten Kuningan, Jawa
Barat, untuk dijadikan kampung bambu. Di kampung itu nantinya akan
dikembangkan budidaya bambu, kerajinan bambu, serta ekowisata dan
kesenian yang memanfaatkan bambu sebagai sarana utamanya.
Dusun Bambu, Desa Kertawangi, Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat |
Desa
yang terpilih sebagai desa wisata adalah Desa Cibuntu di Kecamatan
Pasawahan. Peresmian dilakukan secara simbolis di desa itu dengan
penyerahan 1.000 bibit bambu dari komunitas bambu kepada warga desa,
Sabtu (18/10/2014).
Kegiatan itu juga berbarengan dengan acara
adat sedekah bumi yang menjadi kegiatan rutin warga Desa Cibuntu setiap
tahun untuk menyongsong musim tanam dan mengucap syukur kepada Tuhan
Yang Mahakuasa. Lebih dari 900 warga desa berbondong-bondong membawa
makanan dan hasil bumi untuk disantap bersama-sama dalam kegiatan
sedekah bumi tersebut.
Warga mengular dalam arak-arakan yang
diikuti semua warga, laki-laki, perempuan, tua, dan muda. Makanan dan
hasil bumi tersebut diangkut dalam wadah bundar terbuat dari bambu yang
disebut tetenong. Wadah dipikul laki-laki yang merupakan perwakilan
setiap keluarga.
”Ini desa pertama yang ditetapkan sebagai desa
wisata di Kuningan. Ke depan, kami akan mengembangkan desa wisata lain
di Kuningan dengan keunikan masing-masing,” kata Teddy Suminar, Kepala
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuningan.
Bupati Kuningan Utje
Hamid Suganda menuturkan, pariwisata menjadi sektor terpenting dalam
mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kuningan yang mendeklarasikan
diri sebagai kabupaten konservasi di Jabar.
Kampung bambu
Chaeruddin
Hasim, Asisten Deputi Peningkatan Peran Masyarakat Kementerian
Lingkungan Hidup, yang hadir dalam peresmian itu, menuturkan, konsep
yang sama bisa diterapkan di daerah lain. Cibuntu diharapkan bisa
menjadi contoh pengembangan desa berbasis wisata dan ekologi. Cibuntu
sekaligus didorong menjadi kampung bambu, yakni dengan menjadi tempat
pembibitan dan pengolahan bambu sebagai produk ekonomi kreatif.
”Tahun
ini setiap kota dan kabupaten ditargetkan memiliki hutan bambu yang
luasannya tidak kurang dari 10 hektar,” ungkap Chaeruddin.
Dalam
pengelolaan kampung bambu, Kementerian Lingkungan Hidup menggandeng
Komunitas Bambu Nusantara yang memiliki jaringan hingga ke
daerah-daerah. Komunitas ini sekaligus menjadi penggerak pengembangan
kampung wisata bambu terpadu.
Ahli bambu dari Universitas Trisakti, Jakarta, Azril Azahari, menuturkan, hampir semua bagian bambu memiliki nilai guna.
Sementara
Koordinator Komunitas Bambu Nusantara Cirebon Bambang Sasongko
mengatakan, Cibuntu dipilih sebagai kampung bambu percontohan karena
warganya menjaga kelestarian bambu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar